28 November 2024

Explore Persib

Persib Bandung dan Olahraga Jawa Barat

Hatur Nuhun, Mang Ihin

2 min read

Seperti hari-hari sebelumnya, matahari masih malu-malu menyinari Kota Bandung pada Selasa, 5 Maret 2024. Ketika hampir seluruh keluarga besar PERSIB menggeliat untuk memulai aktivitas hariannya, kabar duka datang.

“Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji’un. Telah meninggal dunia Bapak Letjen. TNI (Purn) Solihin GP. Selasa 5 Maret 2024 Jam 03:09 WIB di RS Advent Bandung,” itulah salah satu broadcast yang beredar di grup-grup WhatsApp dan lini masa media sosial.

Bagi PERSIB, Letnan Jenderal TNI Solihin Gautama Purwanegara (1926-2004) yang akrab disapa Solihin GP atau Mang Ihin bukan sekedar mantan Gubernur Jawa Barat (1970-1975) dan tokoh masyarakat Sunda. Pria kelahiran Tasikmalaya, 21 Juli 1926 ini merupakan sosok yang sangat berjasa membesarkan nama PERSIB di era amatir. Ya, Mang Ihin adalah Ketua Umum PERSIB pada rentang 1976-1983.

Salah satu jasa besarnya yang paling dikenang adalah program pembinaan berkesinambungan, khususnya para pemain muda, yang mengembalikan PERSIB ke kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional dan melahirkan generasi emas Maung Bandung pada dekade 1980-an.

“Solichin Lagi”. Begitulah judul sebuah artikel di Majalah Tempo No. 46/IX 12 Januari 1980. Artikel itu mengabarkan soal terpilih kembalinya Mang Ihin sebagai Ketua Umum PERSIB setelah sempat menyatakan mengundurkan diri dan tak bersedia dipilih lagi.

Keputusan mundur Mang Ihin sebagai bentuk tanggung jawab Mang Ihin setelah PERSIB yang tengah berjuang dari “kampung ke kampung” gagal promosi ke Divisi Utama karena terhenti di babak 12 Besar Kompetisi Divisi I Perserikatan 1979/1980. Mang Ihin bersedia kembali memimpin PERSIB dengan syarat para pengurusnya bisa fokus terhadap upaya pembinaan prestasi dan organisasi PERSIB.

Salah satu langkah revolusioner yang dilakukan Mang Ihin pada periode kedua kepengurusannya adalah mendatangkan pelatih asing asal Polandia, Marek Janota untuk membina para pemain belia secara berkesinambungan pada tahun 1980. Para pemain muda hasil “blusukan” Marek tersebut dikumpulkan untuk ditempa secara fisik, teknik dan mental dalam rentang waktu cukup cukup lama.

Kendati tidak sedikit yang menentang, terutama dari generasi pemain senior, pilar-pilar muda yang dipercaya PERSIB turun di berbagai turnamen dan kompetisi. Mereka antara lain Robby Darwis, Adjat Surdajat, Suryamin, Iwan Sunarya, Sukowiyono, Dede Iskandar, Ade Mulyono, Djafar Sidik, Ajid Hermawan dan masih banyak lagi nama-nama pemain usia belasam yang diandalkan.

Hasilnya, meski belum sampai juara, PERSIB Junior (U-19) berhasil menempati peringkat ketiga Piala Soeratin 1980 dan runner-up 1982. Para pemain muda inilah yang kemudian mengembalikan PERSIB promosi ke Divisi Utama setelah menjadi semifinalis di Kompetisi Divisi I Perserikatan 1983.

Tidak sampai di situ, sebagian pemain hasil pembinaan berkesinambungan ala Mang Ihin inilah yang mewarnai prestasi emas PERSIB dalam satu dekade kemudian, di antaranya dengan menjadi runner-up Kompetisi Perserikatan 1983 dan 1985, juara 1986, 1989/1990, 1993/1994, serta Liga Indonesia 1994/1995.

“Di era profesional, kami tidak akan pernah melupakan peran besar Mang Ihin dalam membangun nama besar dan prestasi PERSIB di masa lalu. Hatur nuhun Mang Ihin atas segala dedikasinya untuk PERSIB,” ujar Director of Operational PT PERSIB Bandung Bermartabat, Muhammad Iskandar.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *