PT PBB Prioritaskan Perbaikan Rumput, Tak Akan Paksakan Piala Presiden di Stadion GBLA
2 min read
PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) memastikan tidak akan memaksakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) menjadi tuan rumah Piala Presiden 2025 jika kondisi tidak memungkinkan.
Hal ini ditegaskan langsung oleh Deputy CEO PT PBB, Adhitia Putra Herawan, usai kunjungan Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Maruarar Sirait, yang juga bertindak sebagai Steering Committee turnamen pra-musim tersebut.
“Ya, terima kasih kepada Pak Menteri atas perhatiannya yang sangat spesial untuk kami dengan menyempatkan untuk mampir ke sini dan melihat kesediaan GBLA,” ujar Adhitia.
Namun, ia mengakui bahwa kondisi rumput GBLA saat ini belum siap menggelar pertandingan kompetitif. Karena masih tengah dalam proses perbaikan pasca kompetisi Liga 1 musim 2024/2025 usai. Dimana proses perbaikan ini diprediksi memakan waktu dua bulan. Sementara Piala Presiden dijadwalkan akan dimulai pada 6 Juli.
“Hal yang demikian juga disampaikan tadi ke Pak Menteri melalui Pak Gubernur (Dedi Mulyadi). Sudah disampaikan juga ke Pak Gubernur bahwa jika melihat kondisi rumput saat ini sepertinya tidak akan siap untuk diselenggarakan atau digelar Piala Presiden di tanggal 6 Juli,” jelasnya.
Menurut Adhit, fokus utama PT PBB saat ini adalah mempersiapkan stadion untuk kompetisi Liga 1 yang akan berlangsung dalam waktu lebih panjang. Oleh karena itu, pihaknya tidak ingin memaksakan penggunaan GBLA untuk turnamen pramusim.
“Ya (prioritas untuk liga). Tidak akan dipaksakan di GBLA, jadi tadi pun dari Pak Gubernur sudah menyampaikan, menyarankan untuk menggunakan Si Jalak Harupat,” ucapnya.
Selain persoalan rumput, Adhitia juga menyebutkan bahwa GBLA belum memenuhi standar kebutuhan infrastruktur untuk ajang seperti Piala Presiden, terutama soal jumlah ruang ganti pemain yang hanya tersedia dua ruangan.
Dengan demikian, besar kemungkinan Persib akan kembali menggunakan Stadion Si Jalak Harupat untuk menggelar laga-laga di Piala Presiden jika turnamen tersebut tetap berjalan sesuai jadwal.
“Terlepas dari kondisi rumput, ada satu kondisi lagi yang di sini tidak memungkinkan. Untuk Piala Presiden kita butuh empat dressing room (ruang ganti), karena mainnya akan sore dan malam,” ungkapnya.
“Ketika malam jam 7 main, jam 5 itu kan tim sudah harus di dressing room. Sehingga kita butuh empat. Di sini hanya ada dua, jadi untuk itunya saja (jumlah ruang ganti) kita tidak siap,” tutupnya.