PERSIB Tutup 25% Kapasitas Stadion GBLA
2 min read
PERSIB akan menjamu Bangkok United pada matchday ke-6 AFC Champions League Two 2025/26 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Rabu, 10 Desember 2025, pukul 19.15 WIB. Laga krusial ini menjadi kesempatan penting bagi PERSIB dan Bobotoh untuk menunjukkan dukungan terbaik di level Asia.
Sebagai bentuk ketaatan terhadap regulasi kompetisi, PERSIB harus menutup 25 persen kapasitas stadion. Kebijakan ini merupakan konsekuensi dari sanksi yang diberikan AFC terkait pelanggaran pada dua kandang melawan Selangor FC, 23 Oktober 2025.
Head of Communication PT PERSIB Bandung Bermartabat, Adhi Pratama, menyampaikan bahwa sektor tribun yang akan ditutup pada laga nanti adalah Gate H Tribun Selatan, Gate A – B – C – V – W – X Barat Atas, dan gate Q Utara Atas.
“Kami harus menjalankan keputusan ini sebagai komitmen klub menjaga keamanan, kenyamanan, dan standar penyelenggaraan pertandingan. Karena itu, kami mengimbau Bobotoh untuk menghormati aturan dan tidak memaksakan diri mengakses area yang ditutup,” ujar Adhi.
Menjelang pertandingan yang diprediksi akan dipadati penonton, PERSIB juga mengajak Bobotoh untuk hadir lebih awal guna menghindari antrean panjang di pintu masuk. Penonton diimbau memanfaatkan kantong parkir resmi dan opsi transportasi umum seperti taksi, transportasi online, dan angkutan kota untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di area stadion.
“Kami ingin memastikan semua penonton dapat memasuki stadion dengan nyaman dan tepat waktu. Dengan koordinasi dan kedatangan lebih awal, proses masuk akan jauh lebih aman dan tertib,” tambahnya.
Ia menegaskan, dukungan Bobotoh sangat berarti untuk menjaga reputasi klub di level internasional. “Pertandingan melawan Bangkok United memiliki arti besar. Mari tunjukkan bahwa kita adalah tuan rumah yang terhormat dengan tetap tertib, sportif, dan saling menghargai agar atmosfer di GBLA tetap menjadi kebanggaan,” tegasnya.
Sebagai bagian dari kampanye #JagaGBLAJagaBandungJagaPERSIB, PERSIB mengajak Bobotoh untuk menjaga stadion sebagai ruang bersama yang harus dirawat dan dihormati. “Dengan disiplin dan kesadaran bersama, kita bukan hanya mendukung tim, tapi juga menjaga citra Bandung dan PERSIB di mata Asia,” tutup Adhi.
