Bertualang ke Bandung: Ramon Tanque dan Adam Przybek Jadi Bagian Misi Baru Persib
2 min read
Ada dua wajah baru yang kini ikut berlatih di bawah langit Bandung. Satunya datang dari Belem, kota tropis di Brasil yang dikelilingi sungai dan hutan lebat. Satunya lagi dari Nuneaton, kota kecil di Inggris yang jauh dari glamornya Premier League, tapi menyimpan semangat yang sama: untuk bertarung, berkembang, dan membuktikan diri.
Persib memperkenalkan Ramon Tanque dan Adam Przybek, dua nama yang berbeda secara latar, tapi punya kesamaan, mereka memilih Bandung sebagai panggung baru dalam karier sepak bolanya.
Ramon Tanque: Dari Kamboja, Mengincar Gawang di Indonesia
Ramon datang bukan dari liga besar, tapi dari tempat yang sering luput dari sorotan, Liga Kamboja. Di sana, bersama Visakha FC, ia menulis kisah yang cukup mencolok: 21 gol dan 5 assist dari 28 pertandingan. Angka yang tak bisa dianggap enteng, apalagi di liga yang makin kompetitif.
Usianya baru 26, tapi Ramon tak lagi hijau. Ia membawa insting predator di kotak penalti, postur yang mendukung, dan keberanian berduel di udara. Yang dicari Bojan Hodak memang bukan sekadar pencetak gol, tapi sosok yang bisa bertarung dalam sistem—bergerak, menekan, menyatu dengan skema.
“Wilujeng sumping, Ramon Tanque. Maksimalkan usia emasmu dengan prestasi emas bersama PERSIB. Segera beradaptasi karena PERSIB harus langsung tancap gas di Liga 1 dan AFC Champions League Two,” ujar Adhitia Putra Herawan, Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat.
Ramon tidak datang sendirian. Ia datang membawa harapan dari tribun, tugas menggantikan nama-nama lama yang pergi, dan peluang untuk mengubah jejak karier jadi lebih berarti. Bandung menunggu gol-gol darinya—dan ia tahu itu.
Adam Przybek: Tembok Muda dari Britania Raya
Nama Adam Przybek mungkin asing bagi telinga bobotoh. Tapi rekam jejaknya cukup berbicara. Ia bukan jebolan akademi glamor, tapi sempat merasakan kerasnya League One dan League Two di Inggris. Ia tampil untuk Ipswich, Wycombe, hingga Walsall, lalu menyeberang ke Polandia dan terakhir bersinar di Liga Wales.
Musim lalu, ia tampil hampir penuh di Penybont FC, membawa klubnya jadi runner-up Liga Wales. Bukan pencapaian kecil, mengingat sebelumnya ia hanyalah opsi pelapis. Tapi Adam menjelma jadi pilihan utama, dan kini Bandung jadi kelanjutan kisahnya.
“Wilujeng sumping, Adam Przybek. Selamat datang dalam petualangan baru bersama keluarga besar PERSIB yang sangat mengharapkan dedikasi dan kontribusi besarmu. Kawal gawang kami biar tak banyak kebobolan,” ujar Adhitia.
Posturnya 192 cm. Usianya baru 25 tahun. Tapi yang lebih penting dari itu semua: Adam datang dengan pengalaman menghadapi tekanan, atmosfer, dan cuaca buruk sepak bola Eropa. Kini tantangannya berbeda, iklim tropis, jadwal padat, serta ekspektasi dari tribun yang tak pernah kompromi.
Ramon dan Adam datang dari tempat yang berbeda, tapi tujuannya sama: untuk berkembang, berkontribusi, dan menjadi bagian dari tim yang sedang dibentuk ulang. Bagi Persib, ini bukan sekadar perekrutan. Ini bagian dari proses regenerasi, pembaruan, dan investasi jangka menengah.
Keduanya bukan nama besar. Tapi dalam sepak bola, bukan soal siapa kamu sebelumnya. Tapi apa yang bisa kamu berikan sekarang—dan esok.
Selamat datang di Bandung, Ramon dan Adam. Selamat datang di rumah yang penuh harap dan sejarah.